Ustadz Muhith (1): Tidak Ada Dalil Berhenti Dakwah

0
2306

Kader Mutung

Allah swt berfirman : 9.  Dan kami adakan di hadapan mereka dinding dan di belakang mereka dinding (pula), dan kami tutup (mata) mereka sehingga mereka tidak dapat Melihat. 10.  Sama saja bagi mereka apakah kamu memberi peringatan kepada mereka ataukah kamu tidak memberi peringatan kepada mereka, mereka tidak akan beriman.

Ayat dalam surat yasin  ini diturunkan berkenaan dengan sikap Walid bin Mughirah (ayahnya Khalid bin Walid) terhadap Rasulullah saw, terhadap dakwah Islam. Walid bin Mughirah adalah penentang utama sekaliber Abu Jahal dan Abu Lahab.

Walid  bin Mughirah digambarkan oleh Al Qur’an dengan orang yang tertutupi hidayahnya dari segala arah. Depan, belakang, atas, bawah. Tidak ada cahaya sedikitpun. Tidak ada perubahan, baik ada peringatan terlebih lagi tidak ada peringatan.

Secara hitungan dakwah, orang seperti Walid bin Mughirah tidak perlu lagi didakwahi, tinggalin saja dan mendingan mencari yang lainnya. Akan tetapi Rasulullah saw tidak pernah berhenti untuk mendakwahinya. Bahkan beliau memberikan waktu khusus kepadanya untuk berdialog. Mengajaknya untuk masuk Islam.

Rasulullah saw tidak pernah “mutung / kecewa” dalam berdakwah hanya karena ajakannya tidak digubris.

Ibroh / pelajaran :

Demikianlah seharusnya para da’i hendaknya tidak pernah bosan untuk mengajak siapapun untuk masuk ke dalam barisan islam. Karena ia tidak dituntut dengan hasil. Sehingga tidak pernah ada mutung, ngambek dalam mengajak siapapun. Ngambek dalam berdakwah. Seandainya berhenti dakwah menjadi sebuah pilihan maka dalam hal ini Rasulullah yang layak melakukan pertama kali ketika menghadapi orang-orang semacam  Walid bin Mughirah. Dan siapakah yang lebih baik dari Rasulullah saw ?

Memuji dengan obyektif untuk menarik simpati

Walaupun Walid bin Mughirah dan anaknya Khalid bin Walid bin Mughirah masih  kafir dan menentang dakwah Rasulullah saw akan tetapi sikap obyektif beliau tetap mendominasi dan ternyata dua orang saudara Khalid sudah masuk islam yaitu Hisyam bin Walid bin Mughirah dan Walid bin Walid bin Mughirah.

Suatu saat Rasulullah saw menyampaikan sabdanya atau mengungkapkan sesuatu tentang Khalid bin Walid dan didengar oleh kedua orang saudaranya yang telah masuk islam dan ikut hijrah ke Madinah. Beliau saw : “Khalid rajulun dzakiyyun wa ‘adhim … (Khalid adalah laki-laki yang cerdas dan orang yang terhormat…tidak pantas kalau tidak tahu Islam”.

Sabda Rasulullah saw ini dicatat oleh saudara Khalid dan disampaikan melalui surat kepada Khalid bin walid.

Khalid bin walid merasa tersanjung dan terhormat dengan ungkapan Rasulullah saw tersebut. Ternyata Rasulullah saw yang diperangi dan dimusuhinya tidak menyimpan dendam kepadanya.  Dan sejak usai Perang Badar sebenarnya kaum kafir quraisy telah goncang dalam hal keyakinan mereka termasuk Khalid bin walid  yaitu doa Abu Jahal dalam Surat An Anfal ayat 32 :

32.  Dan (ingatlah), ketika mereka (orang-orang musyrik) berkata: “Ya Allah, jika betul (Al Quran) ini, dialah yang benar dari sisi Engkau, maka hujanilah kami dengan batu dari langit, atau datangkanlah kepada kami azab yang pedih.”

Dan ternyata yang dihancurkan oleh Allah swt adalah kaum quraisy. Maka, segera saja Khalid bin Walid berangkat ke Madinah untuk masuk Islam. Dan di tengah perjalanan Khalid bertemu dengan Amr bin Ash dan Utsman bin Thalhah yang keduanya punya maksud yang sama.  [Taujih Ust. Muhith Muhammad Ishaq – Bidang Kaderisasi DPP Partai Keadilan Sejahtera dalam Mabit Struktur Di GSG DPW PKS Lampung  9 Juni 2012. Disarikan oleh Tri Mulyono, Lc – DSW PKS Lampung]

LEAVE A REPLY